Ini Dia 21 Layanan Kesehatan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS adalah layanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Indonesia. Layanan-layanan ini umumnya merupakan layanan yang bersifat estetika, layanan kesehatan komplementer, atau layanan yang memerlukan biaya tinggi.

Beberapa contoh layanan yang tidak ditanggung BPJS antara lain:

  • Operasi plastik
  • Perawatan gigi estetika (seperti veneer dan pemutihan gigi)
  • Akupunktur
  • Pengobatan tradisional
  • Layanan kesehatan di luar negeri

Mengetahui layanan yang tidak ditanggung BPJS sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa Anda mendapatkan perawatan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda.

Selain itu, beberapa layanan kesehatan yang awalnya tidak ditanggung oleh BPJS dapat ditanggung jika memenuhi kriteria tertentu. Misalnya, layanan kesehatan gigi dasar dapat ditanggung jika dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau pihak BPJS untuk mengetahui secara pasti apakah suatu layanan kesehatan dapat ditanggung atau tidak.

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS

BPJS Kesehatan tidak menanggung seluruh layanan kesehatan. Ada beberapa layanan yang dikecualikan, atau dikenal sebagai “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Layanan-layanan ini penting diketahui agar peserta BPJS tidak mengalami kesalahpahaman dan dapat mempersiapkan biaya pengobatan yang diperlukan.

  • Estetika: Operasi plastik, perawatan gigi estetika, dan layanan serupa yang bertujuan untuk meningkatkan penampilan.
  • Komplementer: Akupunktur, pengobatan tradisional, dan terapi alternatif yang umumnya tidak didukung oleh bukti medis.
  • Biaya Tinggi: Layanan kesehatan yang memerlukan biaya sangat besar, seperti transplantasi organ dan pengobatan kanker tertentu.
  • Spesialis: Layanan dari dokter spesialis tertentu, seperti dokter gigi spesialis dan dokter kulit spesialis.
  • Alat Bantu: Alat bantu kesehatan, seperti kacamata, alat bantu dengar, dan kursi roda.
  • Perawatan di Luar Negeri: Layanan kesehatan yang diterima di luar wilayah Indonesia.
  • Preventif: Layanan kesehatan pencegahan, seperti imunisasi dan skrining kesehatan.

Dengan memahami layanan yang tidak ditanggung BPJS, peserta dapat mempersiapkan diri secara finansial dan mencari alternatif layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Selain itu, peserta juga dapat memanfaatkan layanan kesehatan dasar yang ditanggung oleh BPJS, seperti layanan dokter umum, obat-obatan generik, dan perawatan di rumah sakit kelas III.

Estetika

Layanan estetika merupakan salah satu dari “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Artinya, layanan ini tidak dibiayai oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Hal ini karena layanan estetika umumnya dianggap sebagai layanan yang tidak esensial dan bersifat pilihan, serta tidak terkait langsung dengan kondisi medis yang mengancam jiwa.

Beberapa contoh layanan estetika yang tidak ditanggung BPJS antara lain operasi plastik, perawatan gigi estetika (seperti veneer dan pemutihan gigi), dan prosedur non-medis seperti tato dan tindik. Layanan-layanan ini biasanya dilakukan atas keinginan pribadi untuk meningkatkan penampilan, dan bukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendasar.

Dengan memahami bahwa layanan estetika tidak ditanggung oleh BPJS, peserta JKN dapat mempersiapkan diri secara finansial jika ingin melakukan prosedur tersebut. Peserta juga dapat mencari alternatif layanan estetika yang lebih terjangkau, seperti perawatan di klinik kecantikan swasta atau penggunaan produk perawatan kulit yang dijual bebas.

Komplementer

Layanan kesehatan komplementer merupakan layanan yang tidak termasuk dalam pengobatan medis konvensional, seperti akupunktur, pengobatan tradisional, dan terapi alternatif. Layanan-layanan ini umumnya tidak didukung oleh bukti medis yang kuat, artinya belum terbukti secara ilmiah efektif dalam mengatasi masalah kesehatan tertentu.

  • Tidak Terbukti Efektif: Layanan kesehatan komplementer umumnya belum melalui uji klinis yang ketat untuk membuktikan efektivitasnya. Hal ini menyebabkan kekhawatiran tentang keamanan dan keampuhannya.
  • Berpotensi Berbahaya: Beberapa layanan kesehatan komplementer, seperti penggunaan herbal tertentu, dapat berinteraksi dengan obat-obatan medis dan menimbulkan efek samping yang berbahaya.
  • Biaya Tinggi: Layanan kesehatan komplementer seringkali ditawarkan oleh praktisi swasta dengan biaya yang tinggi, sehingga membebani pasien secara finansial.
  • Mengalihkan dari Pengobatan Medis: Pasien yang bergantung pada layanan kesehatan komplementer berisiko menunda atau menghindari pengobatan medis yang telah terbukti efektif.

Oleh karena itu, layanan kesehatan komplementer termasuk dalam “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya layanan-layanan ini karena dianggap tidak esensial dan belum terbukti efektif secara medis.

Biaya Tinggi

Layanan kesehatan yang memerlukan biaya tinggi merupakan salah satu dari “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Hal ini berarti bahwa BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya layanan-layanan tersebut, sehingga pasien harus menanggung seluruh biayanya sendiri.

  • Biaya Mahal: Layanan kesehatan biaya tinggi membutuhkan biaya yang sangat besar, bahkan dapat mencapai miliaran rupiah. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas prosedur, penggunaan teknologi canggih, dan obat-obatan yang mahal.
  • Tidak Terjangkau bagi Masyarakat Umum: Biaya yang tinggi membuat layanan kesehatan ini tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal, layanan ini seringkali sangat dibutuhkan oleh pasien dengan kondisi medis yang mengancam jiwa.
  • Menimbulkan Beban Finansial: Bagi pasien yang terpaksa menjalani layanan kesehatan biaya tinggi, beban finansial yang ditanggung bisa sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan pasien dan keluarga mereka mengalami kesulitan ekonomi.
  • Kesulitan Akses: Karena tidak ditanggung BPJS, pasien kesulitan mengakses layanan kesehatan biaya tinggi. Mereka harus mencari sumber dana alternatif, seperti pinjaman atau donasi, untuk dapat menjalani pengobatan yang dibutuhkan.

Dengan memahami bahwa layanan kesehatan biaya tinggi tidak ditanggung oleh BPJS, pasien dan keluarga dapat mempersiapkan diri secara finansial dan mencari alternatif pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Spesialis

Layanan dokter spesialis tertentu, seperti dokter gigi spesialis dan dokter kulit spesialis, termasuk dalam “21 layanan yang tidak ditanggung bpjs”. Artinya, BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya layanan dari dokter spesialis tersebut.

  • Biaya Mahal: Layanan dokter spesialis biasanya memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan layanan dokter umum. Hal ini karena dokter spesialis memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tertentu.
  • Tidak Mendesak: Layanan dokter spesialis umumnya tidak bersifat darurat atau mengancam jiwa. Pasien dapat menunggu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis sampai kondisi mereka membaik atau sampai mereka memiliki biaya yang cukup.
  • Alternatif Tersedia: Untuk beberapa masalah kesehatan, tersedia alternatif layanan dari dokter umum atau dokter di puskesmas yang biayanya lebih terjangkau.
  • Pembatasan Akses: Tidak semua fasilitas kesehatan memiliki dokter spesialis. Hal ini dapat membatasi akses pasien ke layanan spesialis, terutama di daerah terpencil.

Dengan memahami bahwa layanan dokter spesialis tertentu tidak ditanggung oleh BPJS, pasien dapat mempersiapkan diri secara finansial dan mencari alternatif layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

Alat Bantu

Alat bantu kesehatan, seperti kacamata, alat bantu dengar, dan kursi roda, termasuk dalam “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Artinya, BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya pengadaan alat bantu tersebut.

Hal ini dikarenakan alat bantu umumnya tidak dianggap sebagai layanan kesehatan yang esensial atau mendesak. Alat bantu lebih bersifat membantu atau melengkapi fungsi tubuh yang terganggu, dan tidak terkait langsung dengan pengobatan penyakit.

Tidak ditanggungnya alat bantu oleh BPJS dapat menjadi kendala bagi penyandang disabilitas atau orang yang membutuhkan alat bantu tersebut. Ketergantungan pada alat bantu membuat mereka harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, penting bagi peserta BPJS untuk memahami bahwa alat bantu tidak termasuk dalam layanan yang ditanggung. Dengan demikian, mereka dapat mempersiapkan diri secara finansial jika membutuhkan alat bantu, atau mencari alternatif pembiayaan lain.

Perawatan di Luar Negeri

“Perawatan di Luar Negeri” termasuk dalam kategori “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Artinya, BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya layanan kesehatan yang diterima di luar wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan BPJS Kesehatan hanya memberikan jaminan kesehatan di dalam wilayah Indonesia.

Tidak ditanggungnya perawatan di luar negeri oleh BPJS dapat menjadi kendala bagi peserta yang membutuhkan layanan kesehatan di luar negeri, misalnya untuk pengobatan penyakit langka atau canggih yang tidak tersedia di Indonesia. Peserta harus menanggung sendiri seluruh biaya perawatan, yang bisa sangat mahal.

Selain itu, perawatan di luar negeri juga dapat berisiko tinggi jika tidak dilakukan di fasilitas kesehatan yang terpercaya dan kredibel. Pasien dapat mengalami kesulitan berkomunikasi, perbedaan standar perawatan, dan masalah hukum jika terjadi malpraktik.

Oleh karena itu, penting bagi peserta BPJS untuk memahami bahwa perawatan di luar negeri tidak termasuk dalam layanan yang ditanggung. Dengan demikian, mereka dapat mempersiapkan diri secara finansial jika membutuhkan perawatan di luar negeri, atau mencari alternatif pembiayaan lain.

Preventif

Layanan kesehatan preventif adalah layanan yang bertujuan untuk mencegah penyakit atau mendeteksi penyakit pada tahap awal, sebelum menimbulkan gejala yang parah. Layanan ini meliputi imunisasi, skrining kesehatan, dan konseling kesehatan. Dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, layanan kesehatan preventif tidak termasuk dalam “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Artinya, layanan-layanan ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Ada beberapa alasan mengapa layanan kesehatan preventif tidak termasuk dalam “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS”. Pertama, layanan ini dianggap sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya penyakit. Kedua, layanan ini umumnya tidak memerlukan biaya yang tinggi, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan. Ketiga, layanan ini dapat membantu menurunkan biaya kesehatan secara keseluruhan dengan mencegah terjadinya penyakit yang lebih serius dan membutuhkan biaya pengobatan yang lebih besar.

Beberapa contoh layanan kesehatan preventif yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah imunisasi dasar untuk anak-anak, skrining kanker serviks untuk perempuan, dan skrining hipertensi untuk orang dewasa. Layanan-layanan ini sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, peserta BPJS Kesehatan disarankan untuk memanfaatkan layanan kesehatan preventif yang tersedia untuk menjaga kesehatan mereka dan mencegah terjadinya biaya kesehatan yang lebih besar di kemudian hari.

Tanya Jawab Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS

Untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif, berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan terkait “21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS”:

Pertanyaan 1: Apa saja contoh layanan yang tidak ditanggung BPJS?

Beberapa contoh layanan yang tidak ditanggung BPJS antara lain operasi plastik, perawatan gigi estetika, akupunktur, pengobatan tradisional, layanan kesehatan di luar negeri, dan alat bantu kesehatan seperti kacamata dan kursi roda.

Pertanyaan 2: Mengapa layanan tersebut tidak ditanggung BPJS?

Layanan yang tidak ditanggung BPJS umumnya dianggap sebagai layanan yang tidak esensial atau bersifat pilihan, yang tidak terkait langsung dengan kondisi medis yang mengancam jiwa.

Pertanyaan 3: Apakah ada layanan yang awalnya tidak ditanggung BPJS tapi kemudian ditanggung?

Beberapa layanan kesehatan yang awalnya tidak ditanggung BPJS dapat ditanggung jika memenuhi kriteria tertentu. Misalnya, layanan kesehatan gigi dasar dapat ditanggung jika dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS.

Pertanyaan 4: Apa dampak tidak ditanggungnya layanan tertentu oleh BPJS?

Pasien harus menanggung sendiri biaya layanan yang tidak ditanggung BPJS, yang dapat menjadi beban finansial yang berat. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan atau bahkan penghindaran pengobatan, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Pertanyaan 5: Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk layanan yang tidak ditanggung BPJS?

Peserta BPJS dapat mempersiapkan diri dengan memahami layanan yang tidak ditanggung, mempersiapkan dana cadangan, atau mencari alternatif layanan kesehatan yang lebih terjangkau.

Kesimpulan:

Memahami layanan yang tidak ditanggung BPJS sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan akses terhadap layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan berkonsultasi dengan dokter, pihak BPJS, atau sumber informasi kesehatan yang terpercaya.

Tips Menghadapi Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS

Memahami layanan yang tidak ditanggung BPJS sangat penting untuk mempersiapkan diri dan menghindari kesalahpahaman. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi layanan tersebut:

Tip 1: Pelajari Layanan yang Tidak Ditanggung

Ketahui secara pasti layanan apa saja yang tidak ditanggung oleh BPJS. Informasi ini dapat diperoleh dari situs web resmi BPJS, kantor cabang BPJS, atau dokter.

Tip 2: Persiapkan Dana Cadangan

Jika memungkinkan, sisihkan dana cadangan untuk mengantisipasi biaya layanan kesehatan yang tidak ditanggung BPJS. Hal ini akan membantu menghindari kesulitan finansial saat membutuhkan layanan tersebut.

Tip 3: Cari Alternatif Layanan Kesehatan

Beberapa layanan yang tidak ditanggung BPJS mungkin tersedia di fasilitas kesehatan swasta atau klinik dengan biaya lebih terjangkau. Cari informasi dan bandingkan biaya untuk menemukan alternatif layanan yang sesuai.

Tip 4: Manfaatkan Layanan Preventif

Layanan kesehatan preventif, seperti imunisasi dan skrining kesehatan, ditanggung oleh BPJS. Manfaatkan layanan ini untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit yang berpotensi membutuhkan biaya pengobatan yang lebih besar.

Tip 5: Konsultasikan dengan Dokter

Jika ragu tentang apakah suatu layanan ditanggung BPJS atau tidak, konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan informasi yang akurat dan membantu pasien membuat keputusan yang tepat.

Kesimpulan:

Dengan memahami layanan yang tidak ditanggung BPJS dan mengikuti tips di atas, pasien dapat mempersiapkan diri dan mengelola biaya kesehatan dengan lebih baik. Penting untuk selalu memprioritaskan kesehatan dan mencari solusi yang sesuai dengan kemampuan finansial.

Kesimpulan

Memahami “21 layanan yang tidak ditanggung BPJS” sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dan mendapatkan akses layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Layanan yang tidak ditanggung umumnya meliputi layanan yang bersifat estetika, komplementer, memerlukan biaya tinggi, atau di luar negeri. Peserta BPJS perlu mempersiapkan diri dengan memahami layanan tersebut, menyiapkan dana cadangan, mencari alternatif layanan, dan memanfaatkan layanan preventif yang ditanggung BPJS.

Dengan perencanaan yang baik dan pemahaman yang komprehensif, peserta BPJS dapat mengelola biaya kesehatan mereka secara efektif dan memastikan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *